Mencicipi 2 Buah Eksotis dari Konawe Selatan

By Admin


nusakini.com - Konawe Selatan - Ada yang menarik dalam kunjungan Direktur Jenderal Hortikuktura, Prihasto Setyanto, Senin (4/11). Tepatnya ke Desa Lamomea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. 

Saat meninjau lahan milik salah seorang petani setempat, Anton-sapaannya-- ditawari dua buah 'aneh' dan 'unik'. Kenapa demikian, karena kedua jenis tersebut tak pernah dia lihat apalagi mencicipinya. 

Pertama Buah Singi. Bentuknya bulat, kulitnya hijau dan berlapis seperti bawang. Sementara daging buahnya berwarna kuning. Mirip seperti jeruk bali. Hanya saja sedikit lebih tipis. 

"Rasanya lumayan asam, tapi sensasinya segar ya, cocok untuk wanita yang sedang mengidam" seloroh Anton. "Seumur hidup baru kali ini saya lihat," ujar Anton terheran-heran. 

"Luar biasa potensi Konawe Selatan ini. Harus kita gali dan kembangkan. Buah Singi ini unik sekali," lanjut alumnus Universitas Brawijaya tersebut. 

Tak jauh dari lokasi Pohon Singi, Anton kembali dibuat takjub. Petani setempat, Sardi menunjukan pohon buah 'ruruhi' atau 'anggur hutan" Bentuknya bulat berwarna ungu kehitam-hitaman. 

Penasaran, Anton tanpa menunda langsung mencicipinya, "Asamnya sama seperti buah Singi. Cuma kalau 'ruruhi' ini ada sedikit manisnya," kelakar Anton. 

Tak berhenti sampai disitu, Mantan Direktur Sayuran dan Tanam Obat tersebut sempat membuat 'eksperimen' kecil. Anton meracik sambal dengan bahan baku Buah Singi dan Anggur Hutan. 

"Hasilnya enak. Saya campur dengan cabai rawit. Tekstur sambalnya segar ya. Cuma kurang terasi saja," cetus Anton sambil tersenyum. 

Dia mengungkapkan bahwa kedua buah ini cukup potensial untuk dikembangkan. Selain bisa dikonsumsi langsung, baik Singi maupun Anggur Hutan dapat menjadi tambahan olahan makanan. 

"Nanti akan kami teliti dan kaji sejauh mana potensinya. Tapi yang jelas, kekayaan kita luar biasa," pungkasnya. 

Menurut penuturan warga, kedua jenis buah ini tumbuh liar alias tak ada yang menanam. Biasanya dikonsumsi untuk camilan ketika mereka bertani. (pr/eg)